9 Kisah Sukses tentang Strategi Branding yang Klasik Tapi Tetap Relevan di Era Digital

9 Kisah Sukses tentang Strategi Branding yang Klasik Tapi Tetap Relevan di Era Digital
IKUTI INSIGHT RUMAHMEDIA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Dalam bisnis, brand memegang peran yang sangat vital. Alasannya karena brand merupakan identitas bisnis yang membedakan sebuah merek dengan merek lainnya. Namun, untuk membuat brand yang melekat kuat pada ingatan konsumen suatu pekerjaan yang mudah. Dibutuhkan sebuah strategi branding yang tepat untuk memenangkan kompetisi yang semakin ketat.

Awalnya, branding dimaknai sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan hal-hal yang kasat mata dari sebuah merek. Contohnya seperti nama dagang, logo, citra, kredibilitas, karakter, kesan, persepsi, dan anggapan yang ada di benak konsumen.

Namun, seiring perubahan zaman definisinya semakin berkembang. Saat ini, branding dapat diartikan sebagai upaya komunikasi yang dilakukan perusahaan, sebagai salah satu strategi untuk membangun dan membesarkan merek.
Nah, bagi Anda yang sedang berupaya untuk membesarkan sebuah brand, artikel ini akan membantu Anda dengan mengulas 9 strategi branding yang mencapai sukses besar. Namun, sebelum membahas cerita tersebut, ada baiknya untuk memahami lebih lanjut mengenai strategi branding terlebih dahulu

BACA JUGA: 5 Contoh Branding Produk dari Perusahaan Terkenal! Adakah Brand Favoritmu?

Strategi Branding: Definisi, Tujuan & Penerapannya

Strategi branding merupakan rencana untuk mencapai serangkaian tujuan jangka panjang yang pada akhirnya menghasilkan identifikasi dan preferensi merek. Strategi yang sukses ini mencakup visi-misi, janji kepada pelanggan, dan bagaimana mengkomunikasikannya. Strategi yang dimaksud adalah bagaimana perusahaan mengkomunikasikan merek produk, dan bagaimana produk atau merek tersebut mampu menjawab kebutuhan konsumen.

Banyak pelaku usaha yang seringkali salah paham terkait strategi branding. Umumnya, perusahaan hanya fokus pada masalah desain dan/atau warna logo atau situs web. Meski faktor-faktor ini tergolong sebagai bagian integral dari branding. Namun, strategi branding efektif harus menyasar pada semua elemen tidak berwujud, yang dari waktu ke waktu mendorong kesadaran merek, ekuitas merek, dan sentimen merek.

Tujuan utama dari strategi branding adalah untuk memberitahu konsumen bahwa merek yang diusung ini nyata (benar-benar ada), serta mengkomunikasikan tujuan merek. Kemudian, strategi tersebut harus mampu mendefinisikannya secara tepat, sehingga mudah dimengerti oleh pasar. Strategi yang diterapkan ini harus berjangka panjang, yang sering kali perlu ditinjau kembali dari waktu ke waktu berdasarkan keberhasilannya atau kekurangannya.

Keberhasilan strategi branding tidak selalu mudah diukur, karena seringkali melibatkan elemen tidak berwujud. Oleh karena itu, dalam menyusunnya penting ditetapkan terlebih dahulu apa parameter utama yang akan digunakan untuk mengukur kesuksesan strategi tersebut.

Agar mencapai tujuan yang ditetapkan, terdapat beberapa pertanyaan yang harus dijawab melalui strategi branding, antara lain:

1. Apa tujuan merek/brand dan bagaimana perusahaan mengkomunikasikannya?
2. Masalah apa yang hendak dipecahkan melalui brand yang diusung?
3. Bagaimana hal tersebut akan menguntungkan konsumen?
4. Bagaimana perusahaan mengidentifikasi konsumen?
5. Segmen pelanggan seperti apa yang akan mendapatkan keuntungan dari merek?
6. Bagaimana perusahaan mengidentifikasi pesaing?
7. Bagaimana perusahaan melibatkan calon konsumen?
 

Patut diingat, dalam menjalankan strategi branding, perusahaan harus selalu berevolusi. Ini dilakukan agar brand yang diusung tetap relevan, mengikuti perkembangan zaman. Misalnya soal logo, perusahaan harus mampu beradaptasi dengan perubahan dan mengubahnya tanpa mengurangi makna dan pesan yang terdapat dalam desainnya.

Adaptasi teknologi juga memainkan peranan penting dalam strategi branding. Lewat website misalnya, perusahaan bisa mengkomunikasikan brand yang diusung kepada khalayak umum. Namun tak berhenti di situ, branding melalui situs juga harus berkembang mengikuti tujuan/strategi yang dicanangkan. 
Membuat website yang eye catching serta memiliki fitur multi language juga akan menjawab bagaimana perusahaan mengidentifikasi konsumen. Ini membuat brand yang diusung dapat menjangkau konsumen dari berbagai negara, jika sebelumnya brand tersebut sudah memiliki akar kuat secara domestik.

 

                               Strategi Branding

 

9 Kisah Branding Paling Sukses Sepanjang Masa

 

Ada banyak kisah sukses strategi branding di dunia, terutama dari perusahaan-perusahaan yang telah berdiri sejak lama dan mampu tetap relevan di masa kini. Di sini Anda akan membahas 9 contoh perusahaan yang sukses menerapkan strategi tersebut.

1. Coca Cola

Bicara mengenai branding tak lengkap tanpa menyebutkan Coca Cola sebagai salah satu kisah sukses. Perusahaan veteran di dunia Food & Beverages (F&B) ini berhasil mengubah citra dan menjadi minuman favorit secara global.

Bisa dibilang Coca Cola merupakan ahlinya dalam mengkomunikasikan brand-nya. Setiap iklan yang dikeluarkan semuanya fokus pada individu, bukan kepada produknya. Namun, strategi branding seperti ini justru membuatnya mampu menyampaikan pesan yang diusung sejak awal yakni “Sharing and Happiness”. Dengan membuat konten yang fokus kepada cerita individu, diiringi dengan kilasan mengenai produknya, Coca Cola berhasil membuat audiens-nya terhubung dengan brand.

Branding Coca Cola semakin meluas, dengan meluncurkan kampanye “Think Local, Act Local” di awal tahun 2000-an. Strategi ini memungkinkan brand Coca Cola dikenal semakin luas di seluruh dunia karena mampu menyampaikan pesan yang sesuai dengan tempat/negara di mana ia beroperasi.

2. Pepsi

Pepsi adalah salah satu minuman ringan paling terkenal di seluruh dunia. Sangat sedikit orang di dunia yang belum pernah mencicipi minuman ini. Strategi branding yang diusung oleh Pepsi fokus pada kesederhanaan dalam logonya. Melalui mengikuti pendekatan minimalis, Pepsi mengadopsi dua warna dasar dan menjadikan nama produk dengan font unik sebagai logo.

Pepsi juga mampu memposisikan merek dan produknya dengan sangat baik sebagai minuman pilihan generasi muda. Ini dapat dilihat melalui kampanye pemasaran dan iklan. Pelanggan Pepsi sebagian besar berusia antara 13 dan 35 tahun dari kelas menengah ke bawah hingga kelas atas dengan gaya hidup yang sibuk dan modern. Ini adalah bentuk strategi branding yang fokus pada segmen demografi yang spesifik.

3. Lipton Tea 

Penggemar teh pasti mengakui lekatnya merek Lipton Tea pada pasar teh. Selain karena rasa tehnya yang memang enak, juga karena strategi branding yang sukses. Padahal, perusahaan ini sebelumnya menerapkan strategi branding yang kurang efektif, yakni memasukkan semua informasi pada kemasan produk. Sebagai respons gagalnya strategi awal, Lipton Tea kemudian menelurkan konsep “less is more”.

Perubahan ini terlihat dari iklan Lipton Tea, yang secara visual sangat berbeda. Sebelumnya. iklan Lipton Tea agak “berantakan” karena memasukkan semua informasi yang tersedia di dalamnya dan menggunakan ide cerita yang biasa. 

Sementara, pada iklan dirancang untuk menimbulkan rasa rileks dan tenang karena itulah yang pesan yang ingin disampaikan Lipton Tea, bahwa produknya mampu menenangkan dan membuat rileks. Lipton Tea juga mengubah kemasan yang kemudian sukses merepresentasi jati diri merek dan berkomunikasi kepada pelanggannya.

4. Dunkin Donuts

Dunkin Donuts berhasil memanfaatkan media sosial sebagai bagian dari strategi branding. Strategi komunikasi brand ini fokus untuk mendorong konsumen bercerita dan berinteraksi di media sosial. 

Ini ditunjukkan dalam salah satu kampanye tersuksesnya, yakni #mydunkin, yang mendorong konsumen untuk berbagi momen Dunkin Donuts, dengan konsumen lain, yang kemudian ditampilkan dalam iklan. Dorongan merek untuk terhubung dengan konsumen di media sosial merupakan ide yang orisinal.

5. BMW

BMW adalah salah satu brand terkemuka dalam industri otomotif. Selama beberapa dekade mereka telah mendapatkan citra mewah, presisi dan berkualitas ala bangsa Jerman. Namun, posisi branding BMW saat ini didasarkan pada slogan "The Ultimate Driving Machine". Melalui slogan tersebut, BMW menyampaikan pesan bahwa produk miliknya menawarkan power.

Dengan strategi ini, BMW berhasil mengkonsolidasikan identitas awal yang mewah dan kekuatan sebuah mesin buatan Jerman.

6. Cadbury

Perusahaan coklat asal Inggris ini menjadi salah satu contoh kesuksesan strategi branding yang mengikuti strategi diversifikasi produk. Dengan mendiversifikasi rangkaian produknya, perusahaan mampu mengubah dirinya menjadi merek internasional dengan dampak signifikan pada industri makanan dan minuman global.

Cadbury juga menjadikan bisnis inti mereka sebagai prioritas utama untuk menarik anak-anak. Perusahaan ini menjual produk kepada anak-anak, baik secara langsung atau melalui orang tua. Teknik pemasaran perusahaan berfokus pada konsep “fun and joyful”, dan memiliki seluruh lini produk yang dibuat khusus untuk anak-anak (Cadbury Land). 

Cadbury juga memahami pentingnya untuk tetap relevan dan menarik. Dengan demikian, perusahaan secara teratur memperbarui kemasannya dengan pembungkus baru, font ukuran berbeda atau penggunaan warna baru. Meskipun demikian, ia masih menyimpan logo lama yang sudah dikenal oleh dunia.

7. McDonald’s

McDonald's merupakan salah satu merek yang sukses mengamankan tempat mereka di benak konsumen. Salah satu faktor penentunya adalah logo. Setiap kali Anda melihat lengkungan emas, pasti langsung mengenali bahwa itu adalah logo McDonald's. Kemudian ketika Anda memikirkan mengenai hamburger, pasti McDonald's langsung muncul di pikiran.

McDonald’s juga sukses beradaptasi dan fokus pada kebutuhan konsumen. Ini terlihat dari menunya yang berbeda-beda di tiap negara. Menu selalu disesuaikan dengan permintaan dan kebutuhan konsumen untuk memastikan pelanggan terus mengunjungi outlet-nya. Variasi menu yang mengikuti selera lokal terbukti ampuh memenangkan pasar di negara tempat McDonald’s beroperasi.

8. Shell

Dari sekian banyak logo yang terkenal, salah satu yang menempati ruang di benak konsumen adalah logo Shell yang paling dikenal di dunia. Desainnya yang sederhana, namun tetap menampilkan karakteristik perusahaan menjadi salah satu strategi branding yang dijalankan perusahaan minyak ini.

Selain itu, Shell juga fokus memasarkan brand-nya dengan memilih pendekatan pelayanan yang menjawab kebutuhan konsumen. Dalam arti, Shell tidak hanya menjual bahan bakar dan pelumas, melainkan juga menyediakan layanan otomotif, seperti ganti oli dan spooring & balancing. Melalui layanan ini, konsumen yang sebelumnya hanya sesekali membeli oli Shell akan beralih menjadi konsumen tetap.

9. Quaker 

Strategi branding yang diterapkan Quaker mampu membuat merek makanan sehat ini tetap relevan, meski pasar kini banyak diserbu produk-produk serupa. Perubahan logo yang lebih ramping dan ringan menjadi salah satu cara yang diambil. Ini ditambah dengan menyematkan kata “Est 1877” untuk menegaskan bahwa Quaker telah hadir sejak lama sebagai solusi makanan sehat.

Merek Quaker sendiri telah menahbiskan diri sebagai solusi makanan sehat. Alhasil, meski perusahaan ini juga menelurkan produk makanan ringan, pie dan brownies, konsumen tetap yakin bahwa makanan tersebut adalah makanan sehat.

BACA JUGA: Perbedaan Copywriting dan Content Writing

Ada pelajaran tersembunyi dalam prosedur branding keseluruhan dari semua merek. Siapa yang mengira bahwa perubahan sederhana pada logo dapat menarik banyak pelanggan, tetapi itu adalah kenyataan untuk beberapa merek besar.
Selain itu, branding yang sukses ternyata juga diiringi dengan ide-ide yang out of the box, yang dapat membawa sebuah merek mencapai puncak, bahkan merajai pangsa pasar global. Adaptasi dengan melihat kebutuhan konsumen yang berbeda-beda, juga menjadi salah satu bentuk strategi branding yang efektif.

Sumber: https://commercial.acerid.com/support/articles/9-kisah-sukses-tentang-strategi-branding-yang-klasik-tapi-tetap-relevan-di-era-digital