BI Proyeksikan Transaksi E-Commerce pada 2023 Naik 17%

BI Proyeksikan Transaksi E-Commerce pada 2023 Naik 17%
IKUTI INSIGHT RUMAHMEDIA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Bank Indonesia (BI) memperkirakan total nilai transaksi e-commerce pada 2022 mencapai Rp489 triliun. Pada kondisi normal, transaksi e-commerce setiap bulannya bisa mencapai Rp40-50 triliun.

Adapun BI mencatat nilai transaksi e-commerce saat ini mencapai Rp405 triliun hingga November 2022 (ytd). Bank Sentral optimistis bahwa proyeksi nilai transaksi e-commerce sebesar Rp489 triliun akan tercapai pada tahun ini.

Sebab, Desember menjadi periode musiman perayaan Natal dan Tahun Baru, yang diwarnai dengan hari belanja online nasional atau harbolnas 12.12 melalui sosial media.

Untuk tahun depan, target transaksi e-commerce diproyeksikan naik 17%, dari sebelumnya Rp489 triliun di akhir 2022, kemudian menjadi Rp572 triliun. "Proyeksi BI di 2023 total nilai transaksi untuk uang elektronik naik 25,7%, dari Rp404 triliun menjadi Rp508 triliun.

Ini didukung ekosistem yang semakin luas, inovasi dan akseptasi pengguna belanja online," ungkap Deputi Gubernur BI Doni Primanto Joewono, Kamis (22/12). Untuk proyeksi digital banking, BI melihat percepatannya lebih kencang. Serta, akan naik dari Rp53.000,1 triliun menjadi Rp67.600 triliin, atau tumbuh sekitar 27,28%.

Baca juga:
Nasib E-Commerce 2023 Cerah, Ini Cara Memanfaatkannya

Sedangkan untuk transaksi transfer antar perbankan menggunakan BI Fast, Deputi Gubernur BI Juda Agung menyebut perkembangannya sangat pesat. Jumlah transaksi BI Fast per November 2022 sudah mencapai 103 juta transaksi, dengan nominal Rp298,6 triliun. Begitu pula transaksi pembayaran menggunakan QRIS. Per November 2022, tercatat 105 juta transaksi atau sekitar Rp9,7 triliun.

Capaian tersebut meningkat dari tahun lalu yang nominalnya Rp3,4 triliun. "Kami akan terus meningkatkan layanan BI fast. Bukan saja untuk kredit transfer, melainkan juga bisa digunakan perusahaan untuk pembayaran gaji. Diharapkan, BI Fast tidak hanya untuk konsumer, tetapi juga untuk korporasi," tutur Juda.(OL-11)