Tren Industri Media 2022 Kualitas Konten Menjadi Raja dalam Meraih Iklan

Tren Industri Media 2022 Kualitas Konten Menjadi Raja dalam Meraih Iklan
IKUTI INSIGHT RUMAHMEDIA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Dengan demikian, pemilik media dan merek dapat menyusun rencana pada 2022 dan seterusnya. Mengulas lima bidang penting, pakar-pakar Kantar memprediksi sederet perubahan di industri pada era pandemi:

Transparansi jumlah audiens (viewership) VoD akan mengubah segmen media yang paling dinamis ini — Dari pola perilaku audiens hingga model bisnis, segmen media yang paling dinamis ini akan mengalami banyak perubahan.

BACA JUGA: 10 Tren IT di Tahun 2022, Dari Artificial Intelligence (AI) Sampai Virtual Reality (VR)

Transparansi dapat terwujud dari angka-angka frekuensi menonton (viewing) VoD yang lebih aktual, dan hal ini akan menghasilkan sederet perubahan. Pemilik dan produser konten akan menuntut biaya lisensi dan hak tayang (carriage fee negotiation right) yang semakin besar.

Sementara, platform streaming di segmen olahraga dan e-sports semakin disukai penggemar. Konsolidasi platform juga akan terus berlanjut, dilatarbelakangi kebutuhan untuk menawarkan paket konten yang lebih lengkap (dan lebih baik) demi menarik minat audiens baru di tengah sengitnya persaingan pasar.

Paket langganan tunggal (sole subscription) akan semakin terbatas. Di sisi lain, jumlah kesepakatan bisnis akan bertambah pesat hingga mencapai angka pada 2021, khususnya karena platform, beroperasi di ekosistem yang semakin bercampur baur, akan terus melakukan merger dan menjalin kolaborasi.

Perubahan model internet komersial — Bagi pemilik media dan pengiklan, penghentian dukungan Google atas kuki pihak ketiga dalam dua tahun ke depan menjadi peluang bereksperimen dengan sejumlah pendekatan baru.

Menurut pakar Kantar, model internet komersial tengah mengalami perubahan drastis. Merek dan agensi periklanan pun menguji coba strategi data hibrida yang sangat mengutamakan privasi. Secara terarah, uji coba ini memadukan data konsumen milik sendiri dengan data dari sumber-sumber berbasiskan panel, data lain yang bermutu tinggi—dan, data yang telah memperoleh izin pengguna—serta, data pihak ketiga seperti data-data sosio-ekonomi, pola belanja sebelumnya, sikap atas merek-merek kompetitor, dan lain sebagainya.

Dalam hal penyasaran iklan, trennya mengarah pada periklanan kontekstual (contextual advertising). Dalam hal efektivitas kampanye periklanan, investasi dalam integrasi-langsung yang berbasiskan pengukuran kinerja periklanan, seperti Project Moonshot dari Kantar, memastikan pengiklan dapat mengukur kinerja kampanye periklanan secara independen pada beragam media.

Keseimbangan antara media periklanan berbasiskan kinerja dan pemasaran — Banyak merek memakai strategi periklanan berbasiskan kinerja untuk bertahan dari pandemi. Pertanyaan berikutnya mengarah pada tindak lanjut atas pemulihan industri yang berlangsung pada 2021.

Kita akan menyaksikan lonjakan tingkat persaingan untuk anggaran pemasaran yang berbasiskan kinerja di tengah perkembangan social commerce. Raksasa ritel lokal kini menjadi pengiklan yang lebih mengutamakan pemasaran berbasiskan kinerja, dan metaverse juga semakin mengemuka.

Menurut pakar Kantar, pengiklan akan menyeimbangkan kampanye periklanan pada media periklanan berbasiskan kinerja (performance media) dan pencitraan merek (brand building). Kita pun akan menyaksikan pengukuran kinerja kampanye periklanan lintasmedia yang lebih canggih, serta optimasi internal yang meningkatkan efisiensi. Tren ini sejalan dengan tuntutan pengiklan atas pengukuran kinerja periklanan yang membandingkan platform.

Pendekatan-pendekatan baru terhadap data — Sikap pengiklan atas data tengah berubah. Pada 2022, nilai tambah dan urgensi semakin dipertimbangkan pengiklan, sebab pencarian data bermutu tinggi menjadi isu yang cepat berkembang bagi praktisi pemasaran.

Pihak-pihak yang memiliki strategi data ambisius akan lebih diuntungkan. Merek-merek akan mengandalkan hubungan langsung dengan konsumen dan bereksperimen dengan data “pihak pertama” yang dimilikinya.

Merek-merek juga akan melengkapi perencanaan pola perilaku konsumen dengan attitudinal overlay dan penyesuaian, serta mengembangkan metodologi baru demi mengatasi keterbatasan data tentang persaingan bisnis; seluruh langkah ini ingin menghasilkan analisis konsumen yang paling menyeluruh.

Penyesuaian terhadap pola perilaku konsumen pada era Covid — Produk dan layanan yang ditawarkan merek harus mencerminkan dan menyesuaikan pola perilaku konsumen yang telah berubah. Merek, produk, dan layanan wajib memenuhi kebutuhan baru konsumen atas aspek-aspek kenyamanan, nilai tambah, kelestarian alam, dan inovasi.

Merek-merek yang berinvestasi pada data, analisis, SDM, dan pemasaran akan berkembang pesat. Merek-merek tersukses akan menerima seluruh perbedaan—keberagaman dan kompleksitas—audiens yang ingin dijangkau. Tren ini mencerminkan peluang besar bagi merek-merek yang ingin berkembang pada era pemulihan ekonomi: mengeksplorasi segmentasi pelanggan secara lebih mendalam dan menjangkau komunitas di luar audiens lama.

Pablo Gomez, Head, Media, Kantar di Singapura berkata: “Pemilik konten di Asia Pasifik berada dalam posisi yang menguntungkan pada 2022. Berkat data pengukuran audiens yang lebih terperinci, daya tawar pemilik dan produser konten pun semakin besar. Paket layanan tunggal akan semakin terbatas, sedangkan, paket konten premium akan menjadi kunci penting untuk menarik minat audiens di tengah sengitnya persaingan pasar. Lebih lagi, tahun yang diliputi ajang-ajang olahraga menjadi peluang besar bagi merek-merek media yang ingin mewujudkan pertumbuhan. Olimpiade Musim Dingin Beijing, Piala Dunia Qatar pada Musim Dingin, dan Piala Euro Wanita berlangsung pada 2022; penggemar akan memburu konten-konten ini sehingga pemilik media harus berinvestasi demi memastikan platformnya tampil semenarik mungkin, dan menawarkan beragam konten yang bagus.”

BACA JUGA: 7 Tips dan Trik Menjadi Videografer Andal Buat Para Pemula

Dia menambahkan, “Praktisi pemasaran harus betul-betul mencermati data pihak pertama yang dimilikinya, dan mengeksplorasi jalur-jalur baru untuk memperoleh analisis kompetitor menjelang penghentian penggunaan kuki. Praktisi pemasaran akan menyeimbangkan anggaran pemasaran pada kanal daring dan luring. Sementara, kekhawatiran tentang efektivitas periklanan digital akan memicu merek-merek ecommerce merambah ke dunia riil, dan berinvestasi dalam kampanye periklanan dengan format pencitraan merek.”

Sumber : https://www.pensuranews.com/