Tren Media Sosial yang Harus Diperhatikan di Tahun 2022

Tren Media Sosial yang Harus Diperhatikan di Tahun 2022
IKUTI INSIGHT RUMAHMEDIA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tahun 2021 merupakan tahun dimana media sosial mendominasi segala macam kegiatan sehari-hari, mulai dari bersosialisasi, berjualan, bahkan mengubah wajah marketing menjadi digital marketing.

Munculnya banyak social media agency Indonesia juga menjadi tolak ukur yang dapat diperhatikan bagi pemilik bisnis untuk memulai berkolaborasi bersama dengan social media agency Indonesia dalam menjalankan marketing.

Mayoritas tren media sosial yang diharapkan terlihat pada 2022 sudah ada di masyarakat, namun kita akan melihat tren yang terus meningkat pesat pada 2022 ini, dan marketer terus-menerus mengadopsi elemen-elemen ini dalam jumlah yang lebih besar.

BACA JUGA: Daftar 10 Media Sosial yang Paling Diminati di Indonesia

Macam-macam Tren yang Akan Berkembang di 2022

Social e-Commerce

Belanja online dalam social media platform telah ada selama beberapa tahun. Namun sebagian besar pertumbuhannya adalah sebagai reaksi dari pandemi yang terjadi.

Pada tahun 2022 tampaknya ini dapat menjadi jantung dari shopping experience para pelanggan, karena ini akan meningkat menjadi lebih dari 100 juta pembeli sebelum tahun 2023.

Facebook adalah salah satu social media platform yang membuat lompatan signifikan ke dunia e-commerce ketika pandemi pertama kali dimulai. Kemudian muncul Instagram Shops, dan ini memuluskan jalan bagi usaha-usaha kecil dan retailer untuk terhubung dengan konsumen potensial.

Pada 2022, tujuan mereka adalah memiliki post yang dapat dibeli (shoppable posts), merampingkan proses pembayaran, dan memperkenalkan live-streaming shopping.

Augmented Reality dan Artificial Intelligence

Istilah metaverse pertama kali diciptakan dalam novel fiksi ilmiah tahun 1992 berjudul Snow Crash. Tujuannya adalah untuk menciptakan dunia virtual yang sama sekali baru.

Mark Zuckerberg melanjutkan impian fiksi tersebut dengan menggabungkan game, media sosial, hiburan, e-commerce, dan lingkungan kerja ke dalam platform virtual reality dan augmented reality yang dapat digunakan semua orang.

Walaupun begitu, Facebook bukanlah yang pertama dalam menggunakan AR dan AI ini. 

IKEA lebih dulu menggunakan AR untuk membantu konsumen menempatkan furniture virtual ke dalam rumah mereka sendiri sebelum membeli. 

Maybelline menggunakan teknologi serupa untuk pengaplikasian make up yang mereka jual dengan teknologi Makeup Studio.

Berkembangnya Konten Bersifat Sementara

Dengan munculnya Facebook Stories, Instagram Reels and Stories, dan Snapchat Stories, popularitas konten bersifat sementara telah meningkat secara eksponensial selama beberapa tahun terakhir.

Blink or you’ll miss it” menjadi penggoda bagi audiens dan mencolek ketakutan mereka akan ketinggalan (FOMO) pada konten yang baik. Pandemi juga berperan dalam mendorong TikTok menjadi yang terdepan dalam konten video berdurasi pendek yang dibuat oleh pengguna.

Tentu saja, YouTube telah ada sejak lama dibandingkan dengan platform yang relatif baru, tetapi nilai jual utama di balik TikTok adalah durasi videonya.

Seperti Facebook dan Snapchat Stories, TikTok membuat hal-hal singkat dan manis untuk memanfaatkan rentang perhatian massa yang pendek, dengan video mulai dari beberapa detik hingga tidak lebih dari tiga menit.

Peningkatan Fokus pada Micro-Influencers

Meskipun memang bukan tren baru, influencer masih diharapkan untuk tetap menjadi taktik pemasaran yang penting di tahun 2022.

Namun, banyak brand mengakui ada kekuatan di balik following yang lebih kecil daripada mega-influencers dan selebriti.

Alih-alih menghabiskan banyak uang untuk menghadirkan selebritas atau model terkenal untuk menyampaikan pesan mereka, mereka menyadari bahwa sebagian besar konsumen menanggapi seseorang yang relatable.

Dengan demikian, brand terus condong ke micro-influencer (10 ribu – 100 ribu follower) yang mengungguli rekan-rekan mereka yang “lebih populer” dengan tingkat engagement yang lebih tinggi, pengikut yang lebih setia, dan yang lebih hemat anggaran.

BACA JUGA: 7 Tren Social Media Marketing di 2022 untuk TikTok hingga Instagram

Perubahan dalam Algoritma

Pembaruan dan perubahan dalam algoritma telah menjadi bagian alami dari media sosial dan search engine

Platform selalu mencari cara terbaik dan tercepat untuk mendapatkan apa yang dicari konsumen, apakah mereka tahu mereka sedang mencarinya atau tidak.

Setiap platform media sosial memberi bobot lebih pada faktor yang berbeda untuk menentukan konten apa yang ditampilkan. Misalnya, algoritma Facebook memprioritaskan keluarga, teman, dan local posts daripada konten bisnis. Twitter mengutamakan berita terbaru, dan Instagram lebih mengutamakan interaksi dan popularitas.

Algoritma cerdas TikTok menggunakan tiga faktor algoritma utama untuk menentukan konten apa yang muncul di halaman For You pelanggan: interaksi pengguna, informasi video, dan pengaturan perangkat dan akun.

Tetap menyadari tren ini dan lanskap kompetitif akan membantu brand membangun hubungan yang lebih dekat dengan audiens target mereka dan mendapatkan kepercayaan mereka untuk tumbuh dan berkembang di tahun mendatang.

Sumber : https://ideoworks.id/