Tren Ekonomi Digital 2024: E-commerce Masih Merajai, 64 Persen Masyarakat Bayar Nontunai

Tren Ekonomi Digital 2024: E-commerce Masih Merajai, 64 Persen Masyarakat Bayar Nontunai
IKUTI INSIGHT RUMAHMEDIA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Transaksi jual beli secara online atau e-commerce diperkirakan tetapi merajai dan masih menjadi tren dalam perputaran ekonomi digital 2024. Hasil survei Populix tercatat 54 persen masyarakat berbelanja lewat e-commerce dan 64 persen menggunakan metode transaksi cashless atau nontunai. Isu ini dibahas dalam Indonesia Digital Economiy 2024, Kamis (7/12/2023).

Co Founder Populix Timothi Astandu mengatakan 2024 menjadi tahun penting perkembangan digital ekonomi di tanah air. Oleh karena itu lembaganya melakukan sejumlah penelitian terkait outlook ekonomi digital 2024. Dari hasil survei dan pemetaannya diperkirakan ada sejumlah sektor ekonomi digital yang menjadi tren di tahun 2024.

ADVERTISEMENT

“E-commerce ini kemungkinan akan mengubah konsumen dalam berbelanja di tahun mendatang dengan penggunanya semakin meningkat,” katanya dalam sambutan sebagaimana dipantau Harianjogja.com secara daring.

Head of Research Populif Indah Tanip menambahkan berdasarkan survei yang dilakukan dengan menyasar 1.000 responden terdiri atas 16 kelompok masyarakat, hasilnya dominasi penggunaan e-commerce mencapai 54 persen. Adapun masyarakat berbelanja secara langsung datang ke toko berada di angka 42 persen. Di luar itu masih ada 3 persen masyarakat yang berbelanja dengan social commerce didominasi generasi Z.

“Lebih dari setengahnya masyarakat lebih prefer belanja di e-commerce, ini perlahan sudah jadi kebiasaan dan terus meningkat, meski ada separuhnya [dari survei] mereka berbelanja di toko secara langsung,” katanya.

Tren selanjutnya adalah fintech dan payment service, metode pembayaran secara nontunai juga akan semakin menjadi tren di 2024. Tren pembayaran nontunai ini sejalan dengan perubahan masyarakat jika dahulu menyimpan uang di bawah bantal, saat ini berada di samping bantal atau di ponsel masing-masing.

“Dari survei kami 64 persen masyarakat melakukan pembayaran dengan cashless, baik menggunakan mbanking, QRIS dan e-wallet, kemudian 24 persen membayar cash. Debit, paylater kini semakin jarang digunakan dengan angka 8 persen dan 4 persen,” katanya.

Adapun tren ekonomi digital 2024 selanjutnya, kata Timothi, yaitu logistik dan delivery service. Jenis barang yang dibeli secara online antara lain food beverage 70 persen, body care 68 persen, fashion 66 persen, beauty 58 persen, health 41 persen dan kitchen equipment 38 persen.

Prediksi tren selanjutnya yaitu online and travel experience, jalan-jalan atau berwisata secara online. Saat ini sudah banyak paket wisata secara online maupun transaksi wisata yang digelar secara online. Pengalaman berwisata semacam ini turut memberikan sumbangsih bagi ekonomi digital.

“Kemudian food and beverage delivery, ini juga sekarang sudah banyak diminati dan tahun depan semakin jadi tren,” ujar Timothi.

Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kemendag mengatakan ekonomi digital kian berkembang ddukung peneterasi internet meningkat 79% atau 5 juta orang sudah terhubung internet di 2023. Hal ini berdampak pada nilai ekonomi Indonesia pada 2021 di angka 70 miliar dolar meningkat dua kali lipat di 2023 mencapai 146 miliar dolar AS.

“Peran ekonomi digital akan terus tumbuh menjadi 23,6 persen dari PDB nasional di 2030. Hampir sama dengan kontribusi dari ekspor barang dan jasa saat ini angkanya 24-25 persen terhadap PDB nasional,” ujarnya.

Ia mengatakan e-commerce menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi digital terbesar. Bank Indonesia memperkirakan transaksi e-commerce di 2023 sekitar Rp533,5 triliun atau meningkat 12 persen dibandingkan 2022. Pemerintah mendorong penggunaan produk digital di masyarakat. Dukungan itu dengan menginisiasi kebijakan dan memainkan peran generasi muda dalam mendorong pertumbuhan ekonomi jenis ini.

“Dukungan itu di antaranya pembangunan infrastruktur telekomunikasi, investasi start up, UMKM go digital, program bangga buatan Indonesia,” ungkapnya.